Menata hati…
yang terberai
menikmati sebuah kegundahan
menjalani kokohnya kegamangan
dengan langkah kaki pasti… goyah
menuju arah yang tak tentu
dua-satu; satu-dua…
apalah bedanya?
aku adalah aku…
tak lebih
menelan sebutir nasib
yang dianggap sebagai takdir
hampir… tanpa definisi
pilihan… bukanlah pilihan
matahari, bulan, bintang
tetap saja… jauh!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar